"Sejauh ini para diplomat Amerika yang bersangkutan, ketika mereka bergerak bebas, kami melihat adanya peningkatan mematikan dalam aksi terorisme di seluruh negeri," kata Shaukat Ali, dari University of Peshawar.
"Tapi setelah dibatasi kegiatan mereka oleh pemerintah Pakistan, kami melihat penurunan yang signifikan dalam aksi teror dan kekerasan. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya para diplomat AS berada di belakang aksi kekerasan ini," tambah Ali.
Pakar Pakistan itu mengatakan sebagian besar diplomat Amerika yang bepergian di seluruh Pakistan tanpa memiliki dokumen-dokumen legal dan mereka adalah agen dari badan intelijen AS, CIA, yang Pakistan katakan mereka berusaha mencoba mengguncang negara Asia Selatan tersebur.
CIA telah menjadi sumber dari masalah keamanan di Irak dan Afghanistan dan sekarang agen-agennya melakukan hal yang sama di Pakistan, kata Mahmoud Shah, seorang analis pertahanan Pakistan.
Pada bulan Juni lalu, pemerintah Pakistan memberlakukan larangan perjalanan terhadap para diplomat AS di negara itu beberapa bulan setelah kontraktor CIA, diidentifikasi sebagai Reymond Davis, menewaskan dua penduduk setempat di kota selatan Pakistan Lahore.
Diplomat Amerika, sejalan dengan aturan pembatasan, wajib untuk mendapatkan "Sertifikat Tidak Keberatan" sebelum meninggalkan ibukota, Islamabad menuju kota-kota lain.
Para analis mengatakan, sebelum pembatasan, wilayah barat laut, khususnya kota Peshawar, terjadi frekuensi meningkat akan aksi pemboman dan serangan teror.(
0 comments:
Post a Comment